Rabu, 05 Oktober 2011

TEKNOLOGI PEMBIBITAN KARET



Teknologi Pembibitan Karet

Klon Anjuran
Usaha tani karet pada masa yang
akan datang tidak hanya bertujuan
menghasilkan lateks, tetapi juga
kayu. Oleh karena itu, klon-klon
yang dianjurkan pun diupayakan
dapat memenuhi kedua tujuan tersebut,
yaitu klon penghasil lateks
dan klon lateks-kayu. Pada tahap
awal, klon yang digunakan adalah
yang mudah diokulasi atau memiliki
tingkat keberhasilan okulasi yang
tinggi. Dua klon anjuran untuk pembibitan
hasil Balai Penelitian Karet
Sembawa yaitu klon penghasil lateks
PB 260 dan penghasil latekskayu
IRR 39.,,,


Pengecambahan
Biji untuk batang bawah berasal
dari biji terpilih propellegitim, yaitu
biji yang diketahui pohon induknya
dan dari klon anjuran untuk batang
bawah, yaitu GT 1. Biji berasal dari
tanaman karet yang berumur lebih
dari 10 tahun.
Biji dikecambahkan dalam bedengan
yang berukuran lebar 1,2
m dan panjang 5,0 m atau sesuai
keadaan setempat. Bedengan diperkuat
dengan papan atau bambu,
lalu dihamparkan pasir sungai secara
merata setebal 5 cm. Bedengan
dibuat memanjang dengan
arah utara-selatan dan diberi naungan
dari daun alang-alang atau
rumbia. Tinggi tiang naungan sebelah
timur adalah 1,2 m dan sebelah
barat 0,9 m. Bedengan berdekatan
dengan sumber air untuk
memudahkan penyiraman.
Biji dibenamkan menghadap ke
bawah dan punggungnya terlihat di
permukaan. Jarak antarbiji sekitar
1 cm, sehingga setiap 1 m2 bedengan
memuat ± 1.000 butir. Be-
Kecambah karet pada stadia kaki cicak dan stadia pancing (inzet), siap
dipindahkan ke pembibitan di lapang.
17
gul. Okulasi dilakukan saat bibit
berumur 4-6 bulan atau disebut
okulasi hijau.

Pembibitan dalam Polybag
Polybag yang digunakan berukuran
15 cm x 30 cm atau 13 cm x 30
cm, tebal 0,10-0,15 mm dan berwarna
hitam. Bagian bawah samping
polybag diberi lubang kecil
untuk penuntas air. Pembibitan dalam
polybag dimulai dengan mengayak
tanah lapisan atas untuk
mendapatkan tanah yang bersih
dari kotoran, sisa-sisa akar, batu,
dan lainnya. Selanjutnya, tanah
yang sudah diayak dicampur dengan
rock phosphate (RP) 50 g
untuk tiap polybag dan dimasukkan
ke dalam polybag. Polybag yang
telah diisi tanah dan RP disusun
Pembibitan batang bawah karet (kiri) dan bibit yang sudah diokulasi (kanan).
Tabel 1. Takaran pemupukan tanaman karet di pembibitan.
Waktu Takaran pupuk (kg/ha)
pemupukan
(bulan setelah
Urea KCl SP36
Kieserit atau dolomit
tanam) Kiserit Dolomit
1 90 110 45 45 67,5
2 225 280 90 90 135
3 225 280 90 90 135
4 225 280 90 90 135
>4 450 550 180 180 270
Pupuk dasar menggunakan Rock Phosphate (RP)
1.200 kg/ha
dengan disiram minimal dua kali sehari
untuk menjaga kelembapan.
Biji mulai berkecambah pada
hari kelima, lalu dipindahkan ke
pembibitan di lapang. Biji yang
berkecambah setelah hari ke-15
dibuang. Kecambah dengan akar
dalam stadia kaki cicak (bintang)
atau stadia pancing segera dipindahkan
ke pembibitan di lapang;
jangan sampai keluar daun kepel.

Pembibitan di Lapang
Biji karet yang telah menjadi kecambah
(umur 5-15 hari) dipindah
ke tempat pembibitan di lapang.
Areal pembibitan diupayakan berada
pada tempat yang datar, tanah
banyak mengandung bahan organik,
berpasir dan bebas dari jamur
akar. Tempat pembibitan juga dekat
dengan sumber air untuk memudahkan
penyiraman.
Tanah dicangkul sedalam 40 cm
dan dibuat guludan atau bedengan
besar dengan ukuran panjang 11-
12 m, lebar 4,5-5,0 m, dan tinggi
30 cm. Dalam setiap lebar bedengan
4,5-5,0 m dibuat jalan dengan
lebar 1,5 m untuk memudahkan
pemeliharaan tanaman. Guludan
dibersihkan dari sisa-sisa
akar, batu-batuan, dan gumpalan
tanah. Pencangkulan dilakukan
cukup dalam dan halus agar terbentuk
akar tunggang yang panjang,
besar, dan mulus. Ajir pembibitan
dipasang sesuai dengan
jarak tanam, yaitu 40 cm x 30 cm.
Dengan jarak tanam seperti ini
batang bawah akan tumbuh jagur
dan matang okulasinya cepat (diameter
batang >1,0 cm).
Pemeliharaan Pembibitan di
Lapangan
Pemeliharaan pembibitan meliputi
penyiraman dua kali sehari, penyiangan
rumput/gulma sebulan sekali,
dan pemupukan (Tabel 1). Hama
rayap diberantas dengan Basudin
10 G dan Diazinon 10 G dengan
cara ditaburkan atau dibenamkan
di sekitar leher akar. Untuk mencegah
penyakit daun, pembibitan
disemprot dengan Dithane M45
atau dihembus dengan serbuk belerang.
Okulasi merupakan upaya untuk
memperoleh bahan tanam ungdalam
parit yang lebarnya dua kali
dari diameter polybag dan dalam 10
cm. Polybag disusun berjajar duadua
dengan tunas mengarah ke sisi
luar.
Pembangunan Kebun Entres
Mata okulasi untuk bibit karet pada
persemaian di lapang berasal dari
kebun entres Balai Penelitian Karet
Sembawa. Klon yang digunakan
adalah PB 260 dan IRR 39. Entres
yang dikembangkan di lokasi Prima
Tani memperlihatkan pertumbuhan
yang baik.


Pengembangan Pembibitan pada
Areal Peremajaan Karet
Pada areal peremajaan karet di
lokasi Prima Tani, lahan di antara
gawangan karet muda dimanfaatkan
untuk pembibitan batang
bawah. Pada pertanaman karet
dengan jarak tanam 6 m x 3 m,
pembibitan batang bawah menggunakan
jarak tanam 40 cm x 30
cm, dan jarak antara bibit batang
bawah dengan tanaman karet 1 m.
Pembibitan dapat dilakukan selama
2 tahun dan tidak mempengaruhi
pertumbuhan tanaman karet. Bahkan
pemeliharaan pada tanaman
sela, seperti penggemburan memberikan
pengaruh positif terhadap
pertumbuhan tanaman karet.

BY
FAPERTA UMPTB 2011…

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Lady Gaga, Salman Khan